Pada pertemuan ini Kepri sudah mulai masuk level 1, dan itu baru satu-satunya di Indonesia, pak Gubernur kira-kira satu setengah bulan yang lalu menyampaikan kepada kami, waktu itu masih level 3, tetapi beliau punya rencana insya Allah sudah ada beberapa rencana, salah satunya ya Rakorda seperti saat ini. Dan Pak Gubernur menyampaikan bagaimana menuju ke level 1 dan Alhamdulillah saat ini target itu tercapai. Tepuk tangan hadirin.
Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sesuai dengan keinginan Baznas RI, karena salah satu rekomendasi Rakornas yaitu agar setiap daerah mengadakan Rakorda. Tujuannya untuk apa, pertama mensosialisasikan hasil-hasil rakornas yang dipertegas bahwa visi Baznas Indonesia adalah menjadi lembaga utama mensejahterakan umat. Artinya ini yang harus dijadikan cita-cita bersama, bagaimana Baznas menjadi lembaga utama mensejahterahkan umat. Bagaimana umat merasa tenang karena Baznas melindungi umat, disamping visi tersebut ada 9 misi yang telah ditetapkan bersama. Yang perlu ditegaskan kepada Pak Gubernur bahwa program Baznas tahun 2021 ditetapkan dengan 4 penguatan. Pertama penguatan kelembagaan manajemen dan organisasi, kedua penguatan SDM, ketiga penguatan sarana dan prasarana, yang ke empat adalah penguatan jaringan.
Perlu di ketahui Bahwa Baznas adalah lembaga pemerintah non struktural di Pusat SK nya Presiden, di Provinsi di SK kan Gubernur dan di Kab/Kota di SK kan Bupati/Walikota. Artinya posisioning seperti ini menjadi yang tidak terpisahkan bahwa Baznas adalah bagian dari pemerintah itu sendiri, sehingga Baznas bukan Ormas dan Baznas juga bukan LSM atau NGO. Kalau Baznas bukan ormas dan juga bukan LSM berarti para pimpinan Baznas adalah perangkat yang tidak langsung dari pemerintah itu sendiri. Maka dari itu performance penampilan dari lembaga pemerintah ini jangan kemudian menjadikan ormas atau LSM, karena masih ada sebagian aerah yang masih seperti itu. Bahkan ada di daerah yang Baznas itu masih berada di bawah menara masjid, bercampur dengan ormas-ormas, dan organisasi-organisasi yang lain, sehingga tidak ada beda antara lembaga pemerintah dengan Ormas atau LSM tersebut, saya di Kepri tidak ada. “ Kalau masih ada kantor Baznas yang tidak representative, orang mencari saja kesulitan, bagaimana bisa melayani muzakki dan bagaimana bisa melayani mustahik, dan bagaimana orang mau percaya, kalau masih dibawah menara masjid, jangan sampai kantor Baznas dianggap sebagai rumah Marbot masjid ” tegas Pak Prof Nur.

Ini harus diperhatikan bersama, sekali lagi bahwa sebagai lembaga pemerintah Baznas dijadikan sebagai lembaga yang memiliki nilai trust di masyarakat. Legal standing kita adalah sebagai lembaga pemerintah. Kalua sebagai lembaga pemerintah, berarti kedudukannya tidak seperti ormas atau LSM. Jika diibaratkan dalam sebuat tubuh Kesra itu tangan kanannya, an Baznas Provinsi itu tangan kirinya Gubernur. Sehingga jika Gubernur pergi ke mana-mana Baznas akan selalu mengikutinya. Kalua Baznas Provinsi tidak bisa membantu apa yang diinginkan Gubernur berarti Baznas sama dengan ormas. Jadi Baznas dalam posisi membantu, bukan posisi dibantu, artinya Baznas bernar-benar menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah itu sendiri.
Baznas pusat akan menyempurnakan manajemen secara nasional. Dari kekuatan manajemen harus diperbaiki bersama-sama, kalau performanya Baznas dari pusat sampai daerah sudah bagus, manajemennya dari pusat sampai ke daerah juga harus bagus. Jangan sampai Baznas itu kantor saja tidak punya, sehingga manajemennya mengikuti ketua. Di manapun Ketua berada disitulah manajemen itu dijalankan, campur dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Baznas mesti professional, maka ada Ketua dan wakil-wakil ketua yang membidangi masing-masing. Baznas Pusat saat ini masih fokus penguatan kelembagaan di bidang organisasi, kedua penguatan SDM, penguatan SDM menjadi sangat penting, pimpinan Baznas harus percaya diri, karena pimpinan Baznas adalah perangkat-perangkat pusat yang ada di daerah. Karena pimpinan diseleksi di Kabupaten/Kota, ke ajukan 10 orang ke Provinsi dan di Pusat dipertimbangkan menjadi 5 orang. Dengan demikian kekuatan pimpinan daerah adalah kekuatan nasional, karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekuatan nasional. Dengan demikian SDM pimpinan diharapkan menjadi SDM yang merata, ke depan rapat-rapat koordinasi bidang SDM akan sering dilakukan.
Ketiga adalah penguatan sarana dan prasarana moderinasi digitalisasi menjadi mutlak, karena sekarang Baznas harus benar-benar dipercaya, kalua dengan digitalisasi maka akan mudah mengetahui, berapa jumlah mustahik, berapa jumlah muzaki, berapa jumlah pengumpulan, dan berapa jumlah pendistribusian, harus kelihatan setiap harinya, inilah yang ditargetkan, baik itu dari daerah maupun dari pusat, sehingga suatu saat Bapak Gubernur dapat melihat, perkembangan perolehan zakat Baznas pusat jumlahnya berapa? Rencana di Tahun 2022 sehingga kapan saja pimpinan akan dapat mengakses perolehan pengumpulan baznas dari masing-masing daerah seluruh Indonesia. Dalam rangka digitalisasi minimal pimpinan harus punya laptop bagus-bagus, Gedungnya juga representatif.
Keempat pengutana jaringan, untuk di Kepri komitmen Gubernur sangat luar biasa, Baznas RI akan meminta bantuan kepada Kementrian Agama, dan pimpinan Daerah untuk bisa membantu jaringan Baznas yang ada di daerah, bantuan tersebut memberikan fasilitas untuk mempermudah untuk seluruh ASN zakatnya ke Baznas. Ada contoh di salah satu daerah di Indonesia Baznasnya vakum, setelah Baznas Pusat dating, Bapak walikotanya berjanji untuk memberikan fasilitas kepada Baznas agar ASN nya membayarkan zakatnya ke Baznas. Ternyata dalam waktu dekat hasilnya sangat luar biasa. Dukungan seperti inilah yang diharapkan, karena jelas tugas fungsi Baznas adalah mensejahterkan umat dan membantu mengentaskan kemiskinan. Berarti Baznas menjadi penyangga pemerintah dalam rangka untuk mengestakan kemiskinan. Misalnya untuk beasiswa jika memang di Baznas ada maka seketika itu bisa diputuskan, jika memang masuk dalam asnafnya. berbeda dengan pemerintah melalui APBD yang membutuhkan waktu satu tahun.
Khusus karena adanya bencana covid 19 Baznas pusat telah membentuk tim penanggulangan covid 19, di antara programnya adalah jaga kiyai dan jaga santri. Ada ratusan ribu santri yang dibantu oleh Baznas melalui program ini, ada juga program jaga usaha, sari program ini Baznas telah membantu 13.000 UMKM seluruh Indonesia, dengan bantuan sebanyak satu orang satu juta rupiah. Program lainnya adalah jaga yatim, yang akan di launching dan dikerja samakan seluruh Indonesia, ada juga program jaga siswa dan jaga mahasiswa untuk pemberian beasiswa, ituah yang dilakukan Baznas saat adanya musibah Covid 19. Pesannya Banggalah menjadi pengurus Baznas, Banggalah menjadi pimpinan Baznas karena akan banyak yang bisa diperbuat untuk masyarakat. Pungkas Prof.