Muhith, M.Ag
Kata Shadaqah dalam al-Qur’an dan al Hadits terkadang artinya shadaqah dan terkadanga artinya zakat, contoh kata shadaqah yang artinya zakat antara lain QS a-l Taubah/:60 artinya “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah”. Dan sabda Rasulullah Riwayat Imam Ahmad /4:147 artinya “Setiap manusia bernaung dibawah naungan zakatnya sehingga mendapatkan putusan diantara manusia” dan masih banyak contoh lainnya, dari teks tersebut mengeluarkan shadaqah dan zakat adalah sangat penting bagi manusia, atau bisa juga diartikan bagi yang sudah mencapai nisab dan haul diwajibkan berzakat, dan bagi yang tidak mencapai disunnahkan shadaqah, namun memiliki manfaat jangka panjang bagi manusia.
Dalam mencari kehidupan akhirat yang lebih baik, manusia diperintahkan untuk mempersiapkan amal shaleh yang sebanyak-banyaknya. Tentu dalam beramal shaleh manusia dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam mengumpulkan kebaikan, sebagaiman dalam QS. Al Maidah/48 artinya : Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Dalam hal berlomba-lomba dalam kebaikan tentu manusia mempersiapakn amal ibadah yang mahdha dan ghaira mahdha termasuk didalamnya dalam berzakat dan bershadaqhah. Kebaikan apa yang didapatkan dari orang-orang yang mengeluarkan berzakat atau bershadaqah?
Ada dua kebaikan bagi orang yang menunaikan zakat dan bershadaqah, baik kebaikan dunia maupun kebaikan sebagai bekal di akhirat. Kebaikan didunia antara lain, pertama. Dapat menentramkan jiwa. Jika melihat kehidupan modern yang serba glamor, ketentraman jiwa merupkan modal yang diberikan kepada semua manusia, sebagaimana firman Allah QS. At-Rum/:30 artinya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Fitrah itu menjadi kebutuhan jiwa manusia, tetapi banyak orang yang tidak tahu cara memperolehnya, ternyata salah satu cara untuk mendapatkan ketentrapam jiwa tersebut adalah dengan berzakat atau bershadaqah.
Kedua manfaat berzakat atau bershadaqah adalah sebagai sarana mengendalikan diri. Jika melihat teori-teori ilmu pengetahuan modern, maka banyak metode yang ditempuh agar bisa mengendalikan diri, diantaranya antara lain dengan cara mengatur irama pernafasan, menahan amarah, mengontrol kesadaran diri, mengalihkan pikiran, mengubah sudut pandang, dan berusaha berlaku bijak, namun dalam teori tersebut ketika dipraktekkan terkadang ada dampaknya dan terkadang tidak ada dampaknya, dinatara cara jitu adalah dengan berzakat karena secara spiritual memberikan dampak yang nyata dalam menentramkan jiwa,
Ketiga manfaat zakat atau shadaqah adalah sebagai terapi kikir. Kikir adalah salah satu penyakit hati yang dampaknya sangat nyata bagi kebelangsungan bermasyakat, karena kikir dapat menjadikan orang cinta dunia yang berlebihan, menghilangkan sifat peduli terhadap masyarakat yang tidak mampu dan membutuhkan, dapat menularkan sikap hobi menimbun-nimbun harta, dan bahkan bisa menghilangkan jati diri manusia, sebagaimana Syekh Nawawi al-Bantani, di dalam Kitab Nashaihu al-’Ibad, halaman 63, beliau menukil keterangan dari para ahli hikmah artinya : “Kikir itu menghapus karakter kemanusiaan dan meneguhkan karakter kebinatangan.” Ternyata salah satu cara terpai kikir adalah dengan berzakat atau bershadaqah.
Keempat manfaat zakat atau shadaqah adalah sebagai sarana memperbaiki akhlaq, secara fitrah semua manusia menginginkan menjalankan akhlaq yang baik, karena akhlaq yang baik sesuai dengan hati nurani manusia, namun dalam menjalani kehidupan di dunia akhlaq yang baik yang muncul dari hati nurani sering tertutup dengan dengan nafsu amarah dan nafsu-nafsu lainnya sehingga berat untuk mengikuti hati nurani. Memang ada banyak cara dan mentode untuk mempaiki akhklaq yang buruk, metode tersebut antara lain; membenarkan akidah, memperbanyak ibadah, memotivasi diri untuk berubah kepada kebaikan, mendatangkan motivator religi, berusaha bersabar dan takut kepada Allah. Salah satu metode yang cepat untuk berubah dari akhlaq buruk kepada prilaku baik adalah dengan berzakat atau bershadaqah karena dalam berzakat atau bershadaqah ada faktor rabbani yang merubah untuk berbuat baik, dan tentunya sebagai makhluq tidak dapat menolak faktor ilahi tersebut. Ibnu Qayyim dalam kitab Zadul Ma’ad menjelaskan bahwa zakat membersihkan akhlak orang yang mengeluarkannya dan melapangkan dadanya. Orang yang berzakat masuk kedalam golongan orang yang dermawan dan dikeluarkan dari golongan orang bakhil. Seseorang yang mengeluarkan zakat, dengan kerelaan, dan kemurahan hatinya, maka ia akan merasakan kelapangan dalam jiwanya.
Kelima manfaat zakat dan shadaqah adalah membuka pintu rizki. Rizki adalah salah satu misteri Allah yang tidak bisa ditebak besar kecilnya, karena rizki termasuk dalam wilayah rahasia Allah. Orang lain bisa meniru usakan seseorang yang sukses, tetapi rizki hasil dari usaha yang sama tidak serta merta mengikuti orang yang menirunya karena Allah memiliki cara tersendiri terhadap orang yang diberinya, ada yang mendapatkan rizki tersebut dengan cara didapatkan karena apa yang diusahakan, karena seseorang tersebut pandai bersyukur, menikah, mendapatkan momongan, bertaubat, dan karena jalan yang tidak disangka-sangka. Rizki yang tidak disangka-sangkan itulah yang disebut dengan manajemen langit, manajemen langit merupakan salah satu rahasia Allah yang yang dapat diperoleh dengan bersedekah dan berzakat, tentu masih banyak manfaat zakat laiinya yang diperolah oleh muzaki dalam berzakat di dunia.
Selain manfaat zakat didunia, muzaki atau orang yang bershadaqah juga mendapatkan manfaat di akhirat, manfaat tersebut antara lain : pertama dapat menghapus kesalahan. Selama hidup di dunia manusia tidak akan pernah terlepas dari segala kesalahan karena merupakan sebuah ketetapan Allah yang telah ditakdirkan pada diri manusia dan merupakan sebuah tanda bahwa manusia itu bukanlah makhluk yang paling sempurna, namun Allah telah memberikan jalan kepada manusia agar dapat menghapus segala kesalahan yang telah dia perbuat, sebagaimana Sabda Rasulullah dari Muadz bin Jabal Riawayat Imam Tirmidzi/609 artinya “Sedekah dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api.” Sabda Rasulullah yang lainya artinya : “Takutlah kepada Allah walaupun dengan cara sedekah setengah kurma”. Dari sabda Rasululah ini berarti zakat atau bershadaqah dapat membentengi muzaki dan orang yang shadaqah dari api neraka, manfaat lainya adalah zakat sebagai bukti keimana seseorang. Dalam kitab Syarh Al-Mumti, dijelaskan bahwa zakat adalah bukti kebenaran iman pelakunya, karena harta itu dicintai jiwa, dan seseorang tidak akan mengorbankan sesuatu yang dicintai kecuali karena mengharapkan sesuatu yang lebih dicintainya, sehinga seseorang tersebut dapat dilihat kejujuran pelakunya dalam mencari ridha Allah. Manfaat zakat dan shadaqah yang sangat penting adalah zakat dapat menjadi pelindung di hari kiamat. Berapa lama manusia dihisab pada hari Kiamat, Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid dalam Tafsir al Mukhtashar menjelaskan mengenai QS. Al-Mutaffifin/ 6 artinya (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?, yakni mereka menunggu sambil berdiri keputusan Tuhan semesta alam, atau menunggu balasan dan hisab-Nya. Ayat ini menunjukkan besarnya dosa mengurangi takaran atau timbangan, dan betapa buruk siksa akan diberikan. Hal ini karena dalam perbuatan tersebut terdapat pengkhianatan terhadap amanat, serta memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar. Ibnu Katsir Dalam Tafsirnya menurut hadits riwayat Imam Muslim. Lamanya hisab manusia adalah selama lima puluh ribu tahun. Saat dalam hisab tersebut bagi orang yang berzakat, maka dapat bernaung dengan zakatnya, ini sesuai sabda Rasulullah Riwayat Imam Ahmad /4:147 artinya “Setiap manusia bernaung dibawah naungan zakatnya sehingga mendapatkan putusan diantara manusia”. Mari berzakat semoga Berakat semoga zakat dan shadaqah yang dikleluarkan menjadi Naungan di Hari Kiamat.** Aamiin.